Minggu, 16 Mei 2010

Budidaya kelinci

Budidaya Kelinci
A.Kandang kelinci
Jika kita hendak mengenal makhluk hidup yang paling pembersih di dunia, maka kelinci adalah wujudnya. Sistem pemeliharaan domestik mesti memperhatikan kebersihan. dan kebersihan mestinya bukan sekedar soal rajin membersihkan, melainkan lebih baik jika kandang itu sendiri sangat efektif membuang kotoran.
Hewan herbivora ini jika berak di alam bebas akan akan cepat-cepat meninggalkan kotorannya. Ia bukan seperti anjing atau babi yang cuek. Bukan pula seperti kucing yang bisa menguburkan kotorannya sendiri. Kelinci memilih menjauh karena hidungnya sangat peka dengan aroma busuk, dan karena itu ia memilih menjauh. Kalau pun saat berak kelinci menjilati kotorannya sendiri itu bukan sedang berak, melainkan sedang mengeluarkan caesotrophs, tinja hitam lembek penghasil protein tinggi.
Mengingat kelinci dalam sistem domestik (rumahan) tidak mengondisikan kelinci bisa meninggalkan kotoran, maka kandang harus dibuat nyaman. Berikut ini kaidah dasar kandang yang baik untuk kelinci di Indonesia
Kandang boleh dengan sistem bersusun. Tetapi pada prakteknya sistem susun untuk tujuan efektivitas ruangan ini sering menjadi boomerang. Dengan modal kandang kayu dan mentalitas kebersihan yang minim akhir-akhir ini kita lihat kotoran menumpuk di kandang. Banyak peternak yang menginginkan kebersihan, tetapi karena sulit membersihkan lalu kotoran pun menumpuk. Tak heran kalau banyak kelinci yang terkena kudis dan gampang terkena bakteri jahat saat udara lembab. Karena itu sebaiknya jangan membuat kandang bersusun. Sistem kandang bersusun sering kali menurunkan kotoran (feses dan urine) kelinci yang berada di atasnya ke kandang kelinci bawah, bahkan tak jarang masuk ke tempat pakan. Ini sangat berbahaya.
Kandang lebar lebih baik untuk menghindari kelembaban dan kenyamanan kelinci. Jangan sering meniru kandang orang-orang kota atau penghobi yang miskin lahan sehingga menciptakan penjara buat kelinci dengan luas kandang yang sangat minim. Semakin luas semakin baik. Minimal 4x ukuran besar kelinci. Jangan paksa dengan logika curang manusia dengan alasan tidak punya lahan luas tetapi ingin memelihara banyak lantas memaksa kandang bersusun dan berdesak-desakan. Cepat atau lambat hal iini akan mencelakakan kelinci.
Buat alas yang kuat dan tidak bergoyang karena injakan. Itu akan membuat tidak nyaman kelinci. Lebih fatal lagi jika sampai kejepit, bisa mengakibatkan patah kaki.
Alas kandang sebaiknya bisa dicopot sehingga setiap pagi kita bisa mengganti dengan alas kandang lain. Dengan begitu kita bisa mencuci di luar kandang; lebih efektif mencuci dengan sabun dan bisa langsung dijemur. Ini adalah pola sehat yang harus dilakukan.
Buat celah lubang pada dua alas di sudut belakang untuk tempat pipis dan berak. Dengan begitu kita bisa menghindari tumpukan kotoran. Ingat, jika kotoran menumpuk lewat sehari saja, belakang atau bakteri akan hidup berkembang di situ. Jika kuku kelinci terkena itu biasanya nanti penyakit kudis, bahkan jika tertelan akan mengakibatkan penyakit pencernaan yang gawat. Anak-anak kelinci sering menjadi korban dalam hal ini.
Kandang tidak boleh berlubang besar sebab bisa dimasuki tikus. Jika tikus bisa masuk, celakalah anak-anak kelinci yang baru lahir itu. Kandang celah lebar hanya diperbolehkan manakala kita yakin tidak ada ancaman tikus. Jika anak kelinci Anda sampai dimakan tikus yakinlah bahwa diri pikiran Anda kalah cerdik dengan pikiran tikus. Tinggi kandang tidak boleh pendek sebab salahsatu kesehatan kelinci juga ditentukan oleh seringnya berdiri. Buatlah ruang yang tinggi untuk kelinci. Jika ukuran panjang kelinci mencapai 50 Cm, maka kita harus membuat tinggi kandang 60 cm.
Jarak tinggi antara alas kandang dengan tanah usahakan minimal 40 Cm. Dengan begitu kelinci jauh dari kotoran.
Buatlah ruangan kandang kelinci senyaman mungkin dengan sikulasi udara yang lancar. Kandang boleh berjajar, tetapi tidak boleh terlalu dekat dalam hal model hadap-hadapan. Pokoknya harus dibuat longgar selonggar-longgarnya. Ingat, penularan penyakit bisa disebabkan oleh sentuhan, udara dan debu.
sinar matahari pagi antara jam 6-8 sangat penting bagi kesehatan kelinci. Buat sinar sehat matahari itu masuk untuk kelinci Anda. Saat membuat kandang jangan hanya berpikir kokoh dan bagus, tetapi juga harus melihat aspek tepat. Kita lihat banyak kandang bagus bahkan mewah, tetapi pada akhirnya tidak sehat.

langkah awal budidaya kelinci
Peluang Budidaya Kelinci: Antara Si Bodoh dan Si CerdasOrang bodoh akan bilang, kelinci tidak layak digarap karena belum jelas pasar penjualannya. Sedangkan orang cerdas akan berkata “inilah lahan usaha baru yang menantang karena belum banyak orang menggarapnya sehingga kita tidak perlu repot bersaing dengan kompetitor.” Orang yang tak mau maju bilang, pasar kelinci sangat sulit. Karena itu kita tidak layak ternak dalam jumlah banyak. Orang yang berpikir maju berkata, pasar kelinci justru mudah karena bisa dijual di kandang, tak perlu repot-repot membuka pasar. Lebih cerdas lagi kalau mau mengolah hasil panen untuk dendeng kelinci, bakso, sate, abon, atau kerupuk kulit kelinci. Pemasaran bisa dilakukan secara konvensional dengan menawarkan barang unik berkualitas tiada tanding. Harga jual mahal pun tidak masalah karena daging kelinci adalah daging ekseklusif.Orang pesimistis bilang, masyarakat kita tidak suka daging kelinci. Orang optimistis berkata, “kelinci mimiliki daging paling berkualitas di antara hewan lain sehingga layak dijadikan konsumsi protein hewani. Adapun masalah psikologis seperti kurang nyaman memakan daging kelinci bisa disiasati dengan pengemasan yang baik agar pembeli tidak teringat oleh kelucuan kelinci.” Kandungan gizi yang baik akan menjadi isu promosi yang mendrongkrak penjualan karena akhir-akhir ini banyak daging hewan tidak sehat di pasar. Orang pengecut bilang, takut beternak kelinci karena kelinci gampang mati. Orang cerdas dan berani bilang, resiko kematian menimpa setiap makhluk hidup. Masalah kelinci mati ada sebabnya, dan sebuah tantangan yang biasa bagi kita untuk mengatasinya. Hal ini sudah dibuktikan oleh banyak peternak yang sukses. Orang bodoh bilang, ternak kelinci membutuhkan banyak modal, antara lain kandang rumah, kandang baterai, peralatan dan obat-obatan sehingga akan menguras penghasilan. Orang cerdas berkata, tidak ada ternak yang tidak memakai modal. Modal besar sekalipun tidak masalah karena akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar.Orang cerdas akan mengambil peluang ternak atau bisnis kelinci sebagai potensi. Dengan inilah ia pasti serius menggali pengetahuan secara mendalam sehingga ia tidak salah melangkah. Apa langkah-langkah yang mesti dilakukan oleh orang cerdas dalam beternak?Pertama, mengetahui secara luas dan mendalam tentang seluk-beluk kelinci. Dunia perkelincian tidak bisa dikenali cukup dengan satu dua bacaan, apalagi sekedar infomasi lewat telpon/sms seperti kebanyakan orang. Kita jangan sok praktis dengan bertanya sekali dua kali atau hanya melihat satu dua peternakan lantas berkata, “aku bisa menjalankan usaha.” Sikap sok tahu ini sebenarnya milik orang bodoh. Akan lebih baik jika mula-mula sebelum banyak bertanya kepada orang kita membaca buku kelinci secara lengkap, termasuk buku yang membicarakan bisnis dan pemasarannya. Kenapa demikian? sebab setiap orang pasti akan bertanya, kemana menjualnya? harganya berapa? dan seterusnya. Kebanyakan orang kita masih awam dalam hal ini. Supaya cerdas dan memperoleh ilmu secara cepat sebaiknya membaca buku panduan terlebih dulu. Ini lebih efektif dan murah dibanding banyak bertanya lewat telpon maupun datang jauh-jauh ke peternak. Orang bodoh bilang, harga buku mahal, dan karena itu lebih suka menghabiskan pula atau plesiran dengan biaya tinggi. Sementara orang pinter bilang, harga buku murah karena dengan beberapa buku ia akan dapatkan ilmu pengetahuan yang luas.Kedua, setelah membaca buku barulah kemudian studi lapangan datang langsung ke peternak, syukur langsung magang. Dengan bekal pengetahuan teori dari buku, kita akan bisa membenturkan antara teori dengan praktik. Harus disadari pula bahwa pengetahuan yang baik selalu memakai pendekatan antara teori dan praktik secara bersamaan. Buku memang tidak menjamin pengetahuan praktis sebab buku hanya memberikan pedoman. Ini kebanyakan buku-buku di Indonesia yang memang tipis-tipis. Karena itu tidak ada salahnya membeli buku dalam jumlah beberapa jenis sebagai studi perbandingan. Dari situlah nanti kita akan dibuat bingung karena perbedaan. tetapi percayalah ini hanyalah fase awal. Fase kedua adalah praktik dan konsultasi pada peternak handal yang bisa menjelaskan secara ilmiah. Jangan asal percaya kepada rumus yang tidak ilmiah. Tanyalah alasan-alasannya secara logis. Sama seperti pada buku, materi di dalamnya mesti kita uji apakah masuk akal atau tidak. Misalnya dalam hal kelinci boleh minum atau tidak. Apakah masuk akal makhluk hidup tidak boleh diberi air minum? Dalam hal etika juga berlaku begitu. Apakah etis jika sebuah buku untuk orang Indonesia memperbolehkan pemotongan kelinci dengan cara memukul kepala atau memelintir leher? Kita orang timur, mestinya memakai budaya yang sesuai masyarakat kita. Akhirul kalam, buku juga harus kita kritisi.Ketiga, teruslah belajar dan bekerja dengan giat. Tidak ada usaha tanpa resiko dan tidak ada kesuksesan tanpa kerja keras. Bukan hanya di peternakan kelinci, melainkan di sektor usaha manapun. Semua harus diusahakan secara sungguh-sungguh agar potensi usaha yang baik tidak terbengkelai. (muzaki ahmad, peternak kelinci Probolinggo)


Pakan Rumput Kelinci
Ada banyak jenis rumput untuk kelinci. Beberapa gambar berikut ini bisa jadi ilustrasi rumput apa yang cocok buat kelinci Anda. Karena banyaknya jenis rumput, kami tidak bisa memangsa satu persatu. Sebagai bantuan kami sarankan mencari sendiri di google misalnya dengan mengeklik beberapa nama rumput berikut ini: patikan kebo, patikan cina, tempuyung, dandelion, sintrong, legetan, bandotan, mangkokan, rumput gulma egalan dll.
Rumput-rumput gulma
Sintrong. Bisa diberikan sebagai campuran.Legetan (sangat disukai kelinci), kandungan legetan baik untuk pakan. Boleh diberikan dlm jumlah banyak
Bandotan sedikit disukai kelinci, bisa untuk tambahan.
ATAS: Beberapa rumput hijau untuk kelinci. Bisa diambil dari banyak tempat,seperti pinggir sawah, pinggir lapangan, tegalan (di bawah pohon jagung) dan lain-lain. Rumput-rumput liar (gulma) inilah yang baik untuk kelinci dan bukan rumput seperti setaria atau rumput gajah, rumput setaria atau jenis serupa (Bawah).
Rumput gajah, setaria, alang-alang atau sejenisnya sangat keras dan tidak boleh diberikan untuk kelinci. Sedangkan bunga rumput gajah boleh diberikan sebagai gizi tambahan dalam jumlah sedikit.


Gizi Kelinci Memang “Nyeni”
Setidaknya ada dua hidangan yang bakal ditemui manakala kita jalan-jalan ke Lembang, dan singgah di rumah makan yang menyediakan masakan berbahan daging kelinci : sate kelinci dan gulai kelinci. Di daerah berhawa dingin seperti itu, masakan tersebut akan terasa lebih nikmat manakala disantap dalam keadaan hangat.
Namun masalah kehangatan rupanya hanya salah satu faktor yang membuat orang “kabungbulengan” dengan sajian berbahan daging kelinci. Supaya kelezatan bisa didapat lebih lengkap, jenis dan umur kelinci perlu pula diperhatikan. Dari pengalaman para penikmatnya diketahui, kelinci jenis flemis giant, Chinchilla, dan new zealand white, berusia antara 4 – 6 bulan, disebut-sebut yang paling pas dipilih untuk keperluan ini. Di samping tekstur dagingnya yang empuk dan seratnya yang halus, rasanya pun agak manis, khas daging kelinci. Biasanya dari seekor kelinci gemuk jenis ini dapat diperoleh 60 – 90 tusuk sate. Sedangkan sisanya, berupa potongan daging dan tulang-taleng, dijadikan bahan gulai.
Akan tetapi urusan melahap daging kelinci tak hanya berdampak pada peraihan kelezatannya semata. Beragam unsur gizi dalam komposisi demikian “nyeni” yang dimilikinya ternyata bisa juga diandalkan untuk merawat kesehatan, menjaga tubuh supaya senantiasa prima.
Tinggi protein rendah kolesterol
Ditilik dari sifatnya, berdasar kitab “Feng Shui” Arab, sebagaimana ditulis Wied Harry Apriadji, ahli gizi masyarakat dan sumber daya keluarga, di http://e-nirmala.blogspot.com, daging kelinci termasuk dalam kelompok makanan sardi yang berarti dingin.
Tidak sebagaimana makanan kelompok garmi atau panas, yang memiliki efek berantai dalam tubuh hingga memacu sistem metabolisme, kelompok makanan sardi memiliki sifat sebaliknya. memperlambat metabolisme. Makanan jenis ini cocok dikonsumsi para orang tua dan penderita obesitas.
Sementara dari sisi gizi, seperti dapat dilihat di http://rabbitwrangler.wordpress.com, perkara yang layak dikagumi darinya berkaitan dengan kandungan kalorinya yang rendah (197 kal/100 gr bahan) sedangkan proteinnya terbilang tinggi (29 gr/100 gr bahan) hingga dapat memenuhi kebutuhan harian tubuh akan unsur ini sebanyak 58%.
Ini artinya, selain memang cocok dikonsumsi oleh mereka yang suka makan enak tetapi ingin tetap sehat, enggan terkena kegemukan, juga bisa diandalkan untuk mencegah terjadinya situasi gizi buruk gara-gara rendahnya asupan protein, dikenal dengan istilah “kwashiorkor”.
Hebatnya, meski tinggi protein, kandungan kolesterolnya justru rendah. Catatan Faiz Manshur, seorang penulis buku tentang kelinci, menunjukkan jumlah sekitar 164 mg/100 gram bahan, jauh di bawah kandungan kolesterol pada hewan lain, seperti ayam, sapi, domba, dan babi, yang memiliki kisaran jumlah 220 – 250 mg/100 gram bahan. Hal ini bermakna, pengonsumsi daging kelinci tak perlu takut jantungnya buntu gara-gara salurannya disumbat kolesterol yang dikandungnya.
Mencegah kanker
Unsur lain yang tak kalah asyik untuk dilirik adalah niasin (8,43 mg/100 gr bahan, setara dengan 42% dari total kebutuhan harian), vitamin B12 (8,3 µg/100 gr bahan), dan selenium (Se) dengan kadar 38,5 µg/100 gr bahan, suatu jumlah yang dapat menutupi sekitar 55% kebutuhan harian tubuh akan unsur ini.
Niasin alias vitamin B3, yang sering juga disebut asam nikotinat, nikotinamid, niasinamid, atau pellagra-preventive (PP) factor, merupakan bagian dari ko-enzim NAD+ (nikotinamid adenin dinukleotida) dan NADP (nikotinamid adenin dinukleotida fosfat) dari enzim dehidrogenase, yang diperlukan sebagai katalis reaksi transfer hidrogen. Defisiensi niasin akan menimbulkan penyakit pellagra, yang gejalanya muncul pada kulit, saluran pencernaan dan sistem saraf pusat (three Ds of pellagra adalah : dermatitis, diare, dan depresi).
Sementara vitamin B12 atau kobalamin, yang memiliki nama lain antipernicious anemia factor, erythrocyte maturation factor, atau animal protein factor (APF), selain dapat diandalkan dalam mengawal pertumbuhan badan agar tetap normal, juga berperan penting dalam pemeliharaan jaringan saraf, dan pembentukan sel-sel darah merah.
Adapun Se merupakan bagian esensial dari enzim glutation peroksidase, yang berperan sebagai katalisator dalam pemecahan peroksida menjadi ikatan yang tidak bersifat toksik -peroksida dapat berubah menjadi radikal bebas yang mampu mengoksidasi asam lemak tidak jenuh dalam membran sel, hingga merusak membran tersebut, menyebabkan kanker dan penyakit degeneratif lainnya- lantaran kepintarannya itu banyak pakar mengatakan, bahan ini mempunyai potensi sebagai pencegah kanker dan penyakit degeneratif lain.
Studi selama sepuluh tahun yang `dikomandani` the Arizona Cancer Center, pada 1.312 laki-laki dan perempuan dengan riwayat kanker kulit, mendapatkan, meski belum terbukti kemanjurannya dalam menjaga subjek dari terjangan kanker kulit baru, elemen kelumit (trace element) ini ternyata dapat melindungi mereka dari beberapa tipe kanker lainnya. Partisipan yang diberi suplemen Se 200 µg sehari memiliki 63%, 58%, dan 46% kemungkinan lebih rendah mendapat kanker prostat, kolorektal, serta paru-paru, dibanding mereka yang disuguhi plasebo.
Sementara hasil penelitian yang dilakukan para ahli US Departement of Agriculture, yang melakukan pengetesan pada beberapa wanita di New Zealand (di wilayah yang tanahnya memiliki kandungan Se rendah) dengan pemberian suplemen Se bervariasi selama enam bulan, menemukan, mereka yang disodori Se 400 µg sehari, memperlihatkan kemajuan yang signifikan berkaitan dengan mood dan level energinya dibanding wanita yang tidak diberi atau diberi namun dengan kadar lebih rendah.
Mengingat, menurut Prof. Dr. Ir. Deddy Muchtadi, M.S., yang menyelesaikan studi S-3 di Universite des Sciences et Techniques du Languedoc, Montpellier, Perancis, proses penuaan menurunkan kadar Se dalam tubuh : kadar Se dalam darah menurun sebanyak 7 persen setelah berumur 60 tahun, dan sebanyak 24% setelah berumur 75 tahun, agar orang tua bisa terbebas dari pellagra, terpelihara kesehatan sarafnya, tetap semangat lantaran mood-nya tak pernah kendur, dan terhindar dari gangguan kanker, merajinkan diri mengonsumsi daging kelinci merupakan salah satu solusinya.
Menolong penderita asma
Kondisi lain yang juga bisa ditolong oleh daging kelinci adalah asma, yaitu suatu penyakit alergi yang bercirikan peradangan steril, disertai serangan sesak napas akut secara berkala, mudah tersengal-sengal dan batuk (dengan bunyi khas).
Melalui cara pelepasan mediator vasoaktif kuat, seperti histamin, serotonin, dan bradikinin, sel mastosit (mastcells) berperan penting dalam terjadinya serangan asma.
Agar situasi tersebut tidak terjadi sel mastosit perlu distabilisasi, salah satunya dengan pemberian antihistaminika, diantaranya ketotifen.
Daging kelinci diduga memiliki unsur tersebut. Penelitian Dian Kesuma dan kawan-kawan dari Universitas Brawijaya (Unibraw), Malang, sekitar tahun 2000, berhasil membuktikannya. Berkat keberhasilannya itu mereka dinobatkan sebagai juara dalam lomba karya ilmiah tingkat nasional bidang IPA (ilmu pengetahuan alam), saat acara tersebut digelar di Solo.
Sebab ketotifen memiliki sifat mudah rusak oleh temperatur tinggi, supaya unsur ini maksimal masuk tubuh, masaklah daging kelinci dalam suhu rendah hingga sedang, tidak sampai melebihi 150 derajat Celsius.
Hal lain, berdasar pengalaman pribadinya, Dian Kesuma mengungkapkan bahwa efek penyembuhan asma dengan daging kelinci bisa didapatkan setelah dia mengonsumsi daging kelinci selama hampir satu tahun. Dengan kata lain, kesabaran merupakan kunci lain keberhasilan upaya ini